Pernak Pernik PJJ Siswa SDN Mangunharjo

 #MerdekaBelajar #PTA2122

Bagaimana dengan sekolahku?

Terjadinya Pandemi covid-19 memang sangat terasa imbasnya, baik di negara asal virus itu sendiri ataupun sampai negara yang tak pernah menduga adanya virus itu muncul, baik dari kalangan ekonom, bisnis, politik, pekerja, pengusaha maupun di dunia pendidikan, tak elak merasakan perubahan kebiasaan yang tak biasa dirasakan. Perubahan kebiasaan itu terjadi entah disertai dengan kesadaran dari pengetahuan ilmiah maupun perubahan kebiasaan yang hanya mengikuti hal-hal yang terjadi saat ini. Bahkan kebiasaan beribadahpun yang sudah sejak lama menjadi hal-hal yang sensitif jika disinggung tentang syariat/tatacara beribadah, menjadi lunak dan fleksibel untuk dijalankan.

 Demikian pula di dunia pendidikan yang sudah mulai berinovasi dengan variasi kurikulum terbarukan dan munculnya sekolah sekolah unggulan yang mengembangkan tiga ranah taksonomi bloom, jadi berubah tanpa basa basi. Cita-cita perubahan Karakter yang berangkat dari konstruksi pengetahuan dan pengalaman, mendadak berubah drastis menjadi pengalaman kultur keluarga yang mempunyai  kekhas-an di masing masing keluarga. Ada yang keras dan sangat disiplin, ada yang menikmati kebersamaan suasana dikeluarga, dan adapula yang lunak dan mager bermalas malasan. Mungkin itu gambaran gambaran yang sedang terjadi di masyarakat terutama di dunia keluarga yang berkait erat dengan pendidikan anak saat ini.

Membincangkan tentang keunikan kebiasaan akibat covid-19 serasa tak ada habisnya yang akan berkembang menjadi kebiasaan kebiasaan baru. Terjadi  kebiasaan yang baik dan lain dari biasanya, yaitu bagi yang bisa membaca situasi dan membaca peluang dari pandemi saat ini, misal kebiasaan tentang kebersihan dan kesehatan menjadi meningkat. Kebiasaan belanja hemat mengingat situasi yang belum bisa diprediksi kapan keadaan menjadi normal. Kebiasaan yang tadinya waktunya habis untuk sibuk dalam perjalanan saat ini banyak waktu untuk membaca dan beristirahat, sebab bekerja bisa dari rumah. Dan sepertinya google pun semakin laris pengunjungnya.

Sebagai pendidik rasanya ingin sekali bercerita tentang keadaan yang saya alami sekarang ini, semenjak setatus pandemi diumumkan di negeri ini ada banyak hal yang menurut saya dan mungkin rekan sejawat rasakan. Yaitu meningkatnya mendapatkan informasi yang serba klik dan tinggal share ke rekan, keluarga bahkan ke anak didik kita. Yang jelas semua peristiwa ini ada banyak hikmahnya.

Kali pertama yang saya akan ceritakan adalah bertambahnya pengetahuan tentang kesehatan. Mulai ramuan herbal sampai teknologi yang berkaitan dengan covid-19. Hal yang tak bisa dipungkiri seluruh anggota keluarga berusaha ketat dalam menjaga kesehatan. Mulai menanam tanaman ramuan herbal untuk imun sampai berusaha produksi madu sendiri, berolahraga dan berjemur hampir setiap hari.

Selanjutnya adalah termotivasinya untuk mendapat informasi, yang mendorong masing masing kita menuntut memiliki smartphone. Dan sudah barang tentu ada keuntungan dan kekurangannya. Mulai bagaimana menggunakan smartphone yang efektif dan efisien dari sisi tingkatan kebutuhan sampai sejauh mana penyelewengan yang terjadi terhadap fungsi handphone itu dimasing masing pengguna.

Berlanjut pada kondisi new normal saat ini, tak elak smartphone yang menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan sesuatu dalam satu genggaman, menuntut pengguna untuk memilih keunggulan kapasitas alat yang digunakan. Sebelumnya hp dengan ram 1,5 sudah merasa cukup, lantas dengan tuntutan dan penasarannya si pengguna untuk memasang aplikasi yang dibutuhkan minimal ram 3 tak pelak akhirnya terbeli.

Pengalaman pertama menggunakan ram 3 dari salah satu merk smartphone dipasaran, menginstall aplikasi zoom meeting. Sebab saat kemarin kondisi PSBB itu diberlakukan, mulai dari Kepala Negara sampai peserta workshop, aturan tidak kontak langsung menjadi pedoman yang ketat demi menghindari diri dari penyebaran virus covid-19 yang terjadi. Sehingga tatap muka dan pertemuan disatu tempat menjadi tatap muka dan pertemuan dari berbagai tempat. maka jika tidak menggunakan smartphone yang memadai pasti akan mengalami kendala.

Pengalaman selanjutnya yang saya alami adalah mengikuti berbagai workshop/webinar gratis, sehingga dapat menambah wawasan dan pengalaman dimasa pandemi ini. Sehubungan dengan aturan tidak dibukanya sekolah, dan harus bisa bekerja serta belajar dari rumah, maka sebagai pendidik dalam menjalankan tugas, saya berupaya untuk menyesuaikan potensi dan sarana untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Dengan tuntutan harus menyesuaikan kompetensi akhirnya belajar menggunakan google form, google drive, quizzis, pawtoon, camtasia, bandicam bahkan buat blog gratisan untuk mengatasi bagaimana nanti jika pembelajaran daring dilaksanakan.

Berawal mengikuti Kursus Mahir Dasar (KML) Pembina Pramuka yang diselenggarakan secara daring/online oleh Kwarda Jatim bulan Juli kemarin, saya merasakan sekali sebagai peserta yang dituntut untuk meningkatkan kompetensi Pramuka dan Kepramukaan walaupun pelaksanaan kursus melalui daring/online. Awalnya grogi dan agak panik sebab tidak hal biasa dan ada penyesuaian penyesuaian dalam mengikuti sistem daring tersebut.

                Awal tahun pelajaran baru 2020-2021 semester satu, masuk tanggal 13 Juli 2020 khususnya untuk Propinsi Jawa Timur, sesuai keputusan Gubernur dan Bupati maka guru dalam menjalankan tugasnya wajib untuk menyelenggarakan pembelajaran dalam bentuk daring/online sampai belum ditentukan kapan berakhirnya.

KML Pembina Pramuka bulan Juli lalu memotivasi saya untuk mencoba sistem itu kepada anak didik saya. Perangkat yang dibutuhkan smartphone android, aplikasi medsos Whatsapp, Youtube, office dan google serta kamera phone sebagai perangkat aplikasi yang wajib digunakan. Sebagai langkah awal saya buat grup Whatsapp, kemudian mengidentifikasi masing masing anggota grup, untuk memastikan siapa yang memakai hp itu apakah siswa sendiri atau hp orang tua/keluarganya.

Minggu pertama kita adakan komunikasi dua arah di grup whatsapp masing masing kelas agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di era pandemi ini. Penyesuaian penyesuaian berlangsung sampai satu minggu, sebab tidak semua secara cepat memahami sistem yang akan kita adakan. Sebagai langkah awal saya gunakan penjajakan berupa survey menggunakan google form ke seluruh peserta didik satu sekolahan (berhubung saya sebagai operator disekolah) yang dengan kritis menyikapi situasi dan melaporkan kondisi siswa yang sebenarnya, untuk dijadikan bahan rapat koordinasi sekolah untuk memutuskan dan memberikan kebijakan pelaksanaan pembelajaran di tingkat sekolah kedepan.



                Merujuk dari grafik survey keaktifan google form maka Kepala Sekolah memutuskan pembelajaran daring bisa dilakukan untuk menyikapi situasi di era pandemi covid-19 ini. Ada beberapa siswa yang terpaksa tidak bisa mengikuti daring langsung, berupaya untuk nebeng hp teman dekat rumah dengan belajar kelompok.

                Minggu kedua pembelajaran dilaksanakan dengan masih ada masalah yang dihadapi antaralain, signal kadang dimasing masing daerah tempat tinggal siswa berbeda kondisi, masalah hp yang menggunakan hp orangtua dan dibawa kerja oleh orang tua menjadi kendala lambatnya respon dan pengumpulan tugas setiap harinya. Bahkan ada yang unik juga, mereka mengeluh penggunaan data yang meningkat frekuensi pengisisannya, awalnya seminggu cukup 1 gb setelah dipakai daring maka seminggu bisa 2 giga keluh mereka.

                Menyikapi permasalahan dilapangan tadi maka guru mengambil langkah untuk mengadakan pembelajaran kombinasi daring dan luring, untuk komunikasi, pemberian tugas dan penilaian kompetensi materi tetap menggunakan daring sedangkan luring diadakan untuk menyisir permasalahan siswa yang tidak mungkin diselesaikan dengan daring seperti kendala signal, sarana(hp) dan materi yang butuh bimbingan khusus, misal matematika.

                Pelaksanaan pembelajaran luring diperbolehkan oleh Kepala Sekolah dengan ketentuan ; memperhatikan protokol kesehatan, tidak di sekolah, berkelompok dirumah siswa maksimal 7 anak dan dilaksanakan apabila perlu. Dengan demikian siswa terlayani dengan baik, guru pun bisa menjalankan tugasnya, namun ada beberapa catatan untuk bahan evaluasi dalam pembelajaran daring yaitu orangtua banyak yang mengeluh dan kewalahan membantu/membimbing anaknya mengerjakan tugas, serta berharap pandemi segera berakhir dan bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.

      by. Sutopo                  
kelas Whatsapp





Kelas Luring Guru Kunjung








Kelas Daring Sinkron

Suasana Kelas Zoom Meeting Kelas Daring


Kelas 5





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gladi Bersih Asesmen Nasional Berbasis Komputer Gelombang 1

PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA